5 JURUS KELOLA KEUANGAN SETIAP BULAN

 

Reporter : Pramirvan Datu Aprillatu

 

Merdeka.com - Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam pengelolaan keuangan. Apalagi, untuk pegawai di Indonesia yang terbilang memiliki pendapatan pas-pasan.

Namun, hal itu tak menjadi penghalang untuk melakukan perencanaan keuangan setiap bulannya.

 

Terdapat lima faktor penting dalam perencanaan keuangan. Lima faktor ini dapat menentukan kedisiplinan dalam mengelola anggaran.

 

Ketua Financial planning standar boards, Tri Djoko Santoso mengatakan setiap orang pasti memiliki kesulitan dalam mengatur keuangannya. Terutama, mengatur pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya.

 

"Ini yang paling sulit memulai sebuah kebiasaan baru dalam mengatur keluar masuk uang," ujar Djoko kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/11).

 

Berikut jurus kelola keuangan atau gaji setiap bulannya seperti dirangkum merdeka.com:

 

1.    Sisihkan untuk zakat

Djoko mengatakan faktor pertama paling penting masuk dalam anggaran ialah berbagi. Menurut dia, sebagai umat muslim pos pengeluaran zakat mengawali semuanya.

 

"Nomor satu yang diajarkan agama saya anggaran sharing, zakat itukan 2,5 persen tapi tidak semua kan beragama islam 2,5 sampai 10 persen," kata dia.

 

2.    Anggaran utang

Faktor kedua adalah sisihkan anggaran untuk bayar utang. Biasanya, 35 persen pendapatan setelah dikenai pajak cukup untuk memenuhi pos tersebut.

 

Apalagi sampai bersikap konsumtif melebihi pos pengeluaran yang ada.

 

"Utang dan itu harus dibayar, kita tidak boleh melebihi utang kita dari 35 persen dari pendapatan bersih kita setelah pajak. Jika utang kita melebihi itu kita dalam bahaya, ada utang membangun asset seperti membayar KPR . Itu minimum 20 persen. Jadi kita mesti memikirkan dan berhati hati dengan utang-utang konsumtif, seperti membeli selular terbaru," jelas dia.

 

3.    Anggaran tabungan

Faktor ketiga adalah anggaran masa depan atau tabungan. Ada beberapa kategori seperti investasi, dana pensiun ataupun rencana menikah.

 

Anggaran ini digunakan sewaktu-waktu sebagai pegangan sehingga bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak terduga.

 

"Minimum 10 persen, buat anggaran ini," kata Djoko.

 

4.    Anggaran asuransi

Keempat, anggaran untuk asuransi. Masyarakat umumnya tak mengenal lebih dalam mengenai asuransi.

 

Namun, ada baiknya sisihkan untuk anggaran ini. Asuransi yang cocok misalnya, asuransi pendidikan dan hari tua.

 

"Buat jaga-jaga atau asuransi. Utang itu tak akan hilang kalau pemiliknya kehilangan pekerjaan atau tutup usia. Jadi kalau buat asuransi minimum 10 persen dari pendapatan. Kalau kita pakai BPJS cuma Rp 50 ribu sekian, sisanya bisa kita alokasikan pada asuransi lainnya," ujar Djoko.

 

5.    Anggaran belanja

Terakhir, anggaran belanja. Pos ini menghabiskan hampir seperempat lebih besar dari anggaran lainnya. Sehingga, anggarannya harus diperhitungkan.

 

Terdapat dua jenis belanja, kebutuhan dan keinginan. "Ada dua karena kita butuh atau keinginan. Nah belanja karena kita butuh maksimum 30 persen. Dan belanja karena keinginan maksimum 15 persen. Dan dengan catatan ini kita bisa menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan, " imbuh dia.

 

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/5-tindakan-orangtua-agar-anak-sukses-di-masa-depan.html